Slider 1 mini Slider 2 mini

Sabtu, 28 September 2013

Perjuangan GMNI

Filled under:


Pada mulanya ada tiga organisasi di tiga kota, yaitu Gerakan Mahasiswa Merdeka di Jakarta, Gerakan Mahasiswa Demokrat di Yogyakarta, dan Gerakan Mahasiswa Marhaenis di Surabaya yang memiliki watak yang sama, yaitu kebangsaan dan kerakyatan. Didasari oleh kesamaan watak ini, mereka melebur diri menjadi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, kemudian disingkat menjadi GMNI, pada tanggal 23 Maret 1954.
GMNI menyadari bahwa Pancasila lahir dari kristalisasi perjuangan bangsa Indonesia untuk membebaskan dirinya dari segala bentuk penjajahan, penindasan, dan ketidakadilan. Oleh karena sesuai dengan tujuan dan watak GMNI maka kongres VIII di Bandung, 18-20 November 1983, GMNI menetapkan Pancasila sebagai azasnya.
Tujuan GMNI adalah mendidik para kader bangsa serta ikut mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
GMNI bersifat INDEPENDEN. Artinya GMNI tidak memiliki keterkaitan organisatoris dengan partai-partai politik. Anggota GMNI bebas menyalurkan aspirasinya pada tiap-tiap kekuatan politik yang ada di Indonesia.
GMNI mempunyai motto :
PEJUANG PEMIKIR - PEMIKIR PEJUANG
Pejuang yang dipandu oleh wawasan pemikiran yang mantap. Pemikir yang secara patriotik selalu berusaha melaksanakan gagasannya demi nusa, bangsa, dan negara. Pejuang yang selalu memadukan pemahaman teoritis dengan pengalaman praktis.
Oleh karena sifat dan tujuannya, maka GMNI berfungsi sebagai tempat dimana mahasiswa Indonesia yang menjadi anggotanya belajar dan memproses diri menjadi kader bangsa yang selalu tanggap terhadap persolalan-persoalan rakyat, serta lugas dalam mencari alternatif pemecahannya dengan rasa tanggungjawab. Oleh karena fungsi ini, maka di dalam tubuh GMNI akan ditemui aktivitas-aktivitas seperti :
  1. Latihan kepemimpinan
  2. Studi kolektif
  3. Aksi langsung
  4. Berbagai kegiatan lainnya

Silabus Kaderisasi


SILABUS KADERISASI
GERAKAN MAHASISWA NASIONAL INDONESIA

Landasan Pemikiran
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) adalah sebuah organisasi gerakan yang  berbasiskan intelektual muda (mahasiswa) yang memiliki cita-cita terwujudnya sosialisme Indonesia sebagai satu sinthesa yang berdasarkan atas asas marhaenisme yaitu : sosionasionalisme, sosio-demokrasi, dan Ketuhanan Yang Maha Esa di dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Namun di lain pihak, ternyata sejarah perkembangan kapitalisme telah berimplikasi terjerumusnya kehidupan rakyat Indonesia dalam sebuah penderitaan panjang berupa penindasan dan penghisapan kapitalisme dan imperialisme negara-negara maju.
Ketidakberdaulatan politik, ketergantungan ekonomi, serta kehancuran mental dan moral budaya bangsa, adalah sebuah realitas sejarah dimana rakyat Indonesia menjadi tumbalnya. Dan realitas sejarah tersebut telah menjauhkan cita-cita bangsa yang menginginkan terwujudnya masyarakat adil dan makmur zonder exploitation de l’homme par l’homme dan zonder exploitation de nation par nation. Padahal cita-cita bangsa tersebut merupakan cita-cita ideologi yang diemban oleh GMNI yaitu terwujudnya sosialisme Indonesia.
Oleh karena itu, dengan mencermati realitas di atas, telah menjadi tanggung jawab seluruh kader GMNI untuk menegakkan kembali cita-cita sosialisme Indonesia tersebut demi amanat penderitaan rakyat (AMPERA). Revolusi adalah pilihan perjuangan yang akan dilakukan GMNI. Revolusi yang berarti perubahan secara cepat dan radikal; revolusi yang tidak mengenal  titik, melainkan terus mengalir sampai akhir jaman (panta rhei); revolusi yang bersifat merombak mental dan moral bangsa untuk dikembalikan kepada jati diri masyarakat marhaenis yaitu humanis, gotong royong dan anti penindasan.
Dengan tugas dan tanggung jawab tersebut, maka GMNI sebagai alat pendidikan kader harus mampu membentuk, menggembleng dan mencetak generasi muda sebagai kader pelopor yang progressif, revolusioer dan radikal, untuk memimpin jalannya revolusi dalam upaya mewujudkan sosialisme Indonesia yaitu berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang kebudayaan.
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut di atas, maka GMNI merasa perlu untuk menyusun Silabus Kaderisasi yang akan menjadi acuan resmi organisasi sebagai upaya mencetak kader-kader yang diharapkan mampu menjadi pelopor dan pemimpin revolusi Indonesia.

Posted By Tes02.26